Harvard University
MANAGEMENT MISC
PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI TERDESENTRALISASI
Disusun guna memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen pengampu: Satriya Candra Bondan Prabowo, S.E., M.M
Disusun Oleh:
Gabriel Marella Andani
175020200111058
Ayu Savitri Dewi
175020201111025
Ratri Pradipta Seka
...[Show More]
PENGENDALIAN MANAJEMEN DALAM ORGANISASI TERDESENTRALISASI
Disusun guna memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen pengampu: Satriya Candra Bondan Prabowo, S.E., M.M
Disusun Oleh:
Gabriel Marella Andani |
175020200111058 |
Ayu Savitri Dewi |
175020201111025 |
Ratri Pradipta Sekartaji |
175020207111029 |
Nathasya Felia Zahra |
175020207111030 |
Paulinus Aquileia Nurwulan Gunarti |
175020207111045 |
Jurusan Manajemen
Fakultas Eknomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2019
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Konsentrasi otoritas pengambilan keputusan yang hanya tertuju pada tingkat
tertinggi organisasi disebut sentralisasi (centralization), sedangkan pendelegasian
otoritas pengambilan keputusan ke tingkat yang lebih rendah disebut desentralisasi
(decentralization). Pilihan terbaik sepanjang kontinum antara sentralisasi dan
desentralisasi jarang tersedia. Faktanya, organisasi dan industry tampat berputar dari
semakin terdesentralisasi menjadi semakin tersentralisasi.
A. Biaya dan Manfaat Desentralisasi
Dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke manajer
local, manajer pusat memiliki waktu untuk megatasi masalah yang lebih besar
dan strategi fundamental. Desentralisasi juga memberikan manajer local
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusannya
dan keterampilan manajemen lainnya yang memastikan bahwa organisasi
berkembang menjadi pemimpin di masa depan. Manajer local yang diberi
lebih banyak otoritas sering memiliki motivasi dan kepuasan kerja yang lebih
besar.
Dalam organisasi terdesentralisasi, ide inovatif untuk meningkatkat
kinerja berkemungkinan kecil diantara unit lainnya. Manajer local organisasi
yang terdesentralisasi cenderung memperbanyak jasa yang lebih murah jika
tersentralisasi (akuntan, iklan, personalia, dsb). Desentralisasi lebih popular di
organisasi pencari laba ketimbang di organisasi nirlaba.
B. Middle Ground
Desentralisasi akan semakin sukses jika segmen organisasi relative
independen satu sama lain, artinya apabila keputusan manajer di satu segmen
tidak akan mempengaruhi segmen lainnya. Apabila segmen melakukan
banyak tugas pembelian atau penjualan internal, banyak melakkukan
pembelian dari pemasok luar yang sama, segmen akan menjadi lebih
tersentralisasi. Jika manajemen telah memutuskan untuk mendukung
desentralisasi, maka otonomi segmen (segment autonomy) ─ pendelegasian
otoritas pengambilan keputusan kepada manajer segmen organisasi ─ juga
sangat penting.
C. Pusat Pertanggungjawaban dan Desentralisasi
Rancangan system pengendalian manajemen harus mempertimbangkan dua
dimensi pengendalian yang terpisah, yaitu tanggung jawab manajer dan
jumlah otonomi yang mereka miliki. Manajer pusat laba mempunyai
kebebasan untuk mengambil keputusan menyangkut kontrak tenaga kerja,
pilihn pemasok, pembelian peralatan, keputusan personalia, dsb. Sebaliknya,
manajer pusat laba di perusahaan lain memerlukan persetujuan manajer
puncak bagi hamper semua keputusan. Demikian juga pusat biaya mungkin
lebih terdesentralisasi ketimbang pusat laba. System pengendalian manajemen
harus dirancang untuk mencapai kesesuaian yang paling baik antara keputusan
manajer local dan tindakan yang diinginkan manajemen pusat. Dalam
merancang system pengendalian, manajer puncak harus mempertimbangkan
dampak system terhadap perilaku yang diinginkan oleh organisasi.
[Show Less]